M. Malam berbisik padaku samar-samar. Bahkan untuk sebuah nama, yang terlambat disampaikan ke pemiliknya. Sungguh, aku menyesalinya. Ego yang tumbuh dulu, kini semakin tunduk ke bumi, bahkan hampir mengubur dirinya. Sialnya, dia tak juga kembali untuk memberikan secercah cahaya maupun setitik air. Ah ..., ingin ku ulang. Namun banyak angin yang berhembus kencang, ranting yang berjatuhan, daun yang berguguran. Banyak kata yang telah kusampaikan lewat mereka. Tapi M ..., tidakkah kau paham ini semua? Dari derasnya hujan yang kau lewati, jalanan yang terasa panjang dan melelahkan, angin yang berhembus padamu? Gila, semua terasa berbeda. Temu ku bukan lagi air yang kau telan saat dahaga. Bukan pula pohon saat kau berteduh. Sial, sungguh sial. 30 Mei 2025, K.
Komentar
Posting Komentar