Judulnya, seperti tanyaku pada tiap malam, pada tiap sepi, pada angin yang melewati ku.
Tanya yang mungkin tak akan pernah terjawab pasti, padahal diri ini siap menerima apapun hujannya. Ah ..., mungkin memang bodoh saja.
Kata mereka, bertemulah. Pikirku ..., andai semudah mengucap maaf tanpa merubah pikirnya, mungkin sudah ratusan kali ku temuinya.
Perlukah ku berlari lagi setelah sekian purnama yang melintas di hari yang sepi ini?
Tolong. Jawab aku. Dalam batinmu yang terkungkung kedinginan.
Tertanda
K.
Komentar
Posting Komentar